Jumat, 18 Maret 2011

MENGENAL SERIKAT SANTO VINSENSIUS (SSV) ORGANISASI KERASULAN AWAM

Oleh: Lanasari

Serikat Santo Vinsensius de Paul atau di Indonesia disebut Serikat Santo Vinsensius (SSV) merupakan organisasi internasional kaum awam katolik yang pertama kali di dunia. Keberadaannya diakui secara resmi oleh gereja melalui Paus Gregorius XVI. Sejak tahun 1845 Gereja memperkaya SSV dengan indulgensi yang berharga. Organisasi ini berasal dari awam, untuk awam dan oleh awam. SSV didirikan oleh Beato Frederic Ozanam (saat usia 20 tahun) dan kawan-kawannya ketika kuliah di Universitas Sourbonne, Paris pada tanggal 23 April 1833. SSV diilhami oleh pemikiran dan karya Santo Vinsensius de Paul yang hidup 2 abad sebelumnya serta berada dibawah perlindungannya
Para pendiri SSV adalah awam katolik sejati yang bersemangat mewujudkan rahmat dari Sakramen Babtisnya sebagaimana diteguhkan oleh Konsili Vatikan II lebih dari seratus tahun kemudian. Tujuan awal dari SSV adalah meneguhkan iman dan membangkitkan kasih dalam diri kaum muda (pengudusan generasi muda) melalui karya nyata dengan mengunjungi kaum miskin di rumahnya. Pada waktu itu banyak kaum muda katolik yang tidak beriman karena pengaruh Revolusi Perancis dan banyak diantara mereka yang antipati terhadap gereja.Mereka beranggapan bahwa di masa lalu Gereja telah berbuat banyak untuk kemanusiaan, namun apa yang dilakukan Gereja saat itu ketika rakyat demikian menderita?. Menanggapi situasi ini, Ozanam dan kawan-kawannya berusaha menghidupkan kembali iman katolik dalam diri kaum muda melalui tindakan nyata. Seperti diungkapkan Ozanam: “ Tujuan utama kita tidak hanya membantu orang miskin; ini hanyalah sarana untuk mencapai tujuan.Tujuan kita sesungguhnya ialah memelihara dalam diri kita iman katolik secara murni dan menyalurkannya kepada orang lain melalui saluran cinta kasih. Cinta kasih mengajar kita bahwa jika kita mengunjungi orang miskin, kita lebih banyak menerima daripada memberi”.
Tindakan kasih ini merupakan awal berdirinya SSV. Tepat 110 tahun setelah Ozanam meninggal, Konsili Vatikan II menandaskan mendesaknya kebutuhan kerasulan awam yang telah diprakarsai oleh Ozanam dan para anggota SSV. Hal ini dinyatakan dalam Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja (Lumen Gentium) dan dalam dekrit tentang Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem). Pada tanggal 22 Agustus 1997, Frederic Ozanam dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Ozanam merupakan salah satu pelopor gerakan sosial yang berpuncak pada Ensiklik Rerum Novarum dan ditunjuk sebagai Model Hidup Kristiani yang berkecimpung dalam kerasulan awam di bidang sosial.
Saat ini, SSV hadir di 141 negara dengan jumlah anggota kurang lebih 700.000 orang. Keanggotaan SSV bersifat katolik, terbuka bagi siapa saja (pria, wanita, tua muda dan dari semua profesi) yang mau menghayati imannya dalam mengasihi dan mempersembahkan dirinya bagi sesama yang miskin. Anggota SSV (disebut juga Vinsensian) berusaha memberi kesaksian tentang cinta kasih Kristus dengan doa, renungan Kitab Suci, ajaran gereja dan melalui kehidupan sehari-hari di dalam hubungannya dengan yang membutuhkan. Para Vinsensian berkarya dalam kelompok kecil yang disebut konferensi.Konferensi dapat dijumpai dalam berbagai kelompok sosial, misalnya paroki, sekolah, gerakan kaum muda, universitas, seminari, asrama dan sebagainya. Konferensi-konferensi dipersatukan dalam Dewan Daerah. Dewan –Dewan Daerah dipersatukan dalam Dewan Wilayah. Dewan-Dewan Wilayah dipersatukan dalam Dewan Nasional. Dewan-Dewan Nasional dipersatukan dalam Dewan Umum di Paris.
Di Indonesia SSV berdiri pada tanggal 19 Juli 1963 atas prakarsa alm. Rm Gerard Boonekamp CM di Kediri. Saat ini terdapat 8 Dewan Wilayah, 31 Dewan Daerah dan kurang lebih 431 konferensi, . Konferensi SSV dapat dijumpai di Jakarta, Jawa Barat (Bogor, Bandung, Sukabumi, Garut ), Jawa Tengah ( Yogyakarta, Klaten, Dalem, Solo, Salatiga), Jawa Timur (Surabaya, Madiun, Kediri, Ngawi, Magetan, Malang, Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Tulungagung, Jombang, Blitar, Tuban, Blora, Cepu, Bojonegoro), Madura (Sumenep) , Bali, Maluku, Medan, Lampung ( Bandar Lampung, Lampung Utara, Lampung Tengah, Tanggamus), Kalimantan (Nanga Pinoh, Banjarmasin), Sulawesi Selatan (Makale & Palopo), dan NTT (Flores, Maumere, Lembata, Kupang, Belu, Alor, Wolowaru, Nusa Lontar).
Konferensi terdiri dari 6-15 orang yang berusaha memperdalam imannya, hidup sebagai saudara dan sahabat melalui pertemuan secara tetap dan teratur setiap minggu/2 minggu sekali. Pertemuan diawali dengan doa pembukaan; bacaan rohani, renungan oleh Penasehat rohani, sharing; pembacaan dan pengesahan notulen pertemuan yang lalu; presensi; laporan bendahara; pembahasan surat- menyurat; laporan tugas/kunjungan; laporan proyek; kolekte rahasia; pembagian tugas dan doa penutup. Pertemuan berlangsung 1-1,5 jam. Hasil pertemuan ditindaklanjuti dengan karya.
Karya utama SSV adalah kontak pribadi secara langsung untuk menjalin persahabatan dengan orang miskin. SSV mencari dan menemukan mereka yang terlantar atau terlupakan. Kontak ini diwujudkan dalam mengunjungi orang-orang miskin di rumahnya, rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, penjara, tuna wisma, korban bencana alam, dll secara berdua-dua. Tidak ada pelayanan kasih yang asing bagi SSV, termasuk semua bantuan untuk meringankan penderitaan, memajukan martabat manusia dan keutuhan pribadi mereka dalam semua dimensi. Melalui kunjungan, anggota SSV menjumpai Kristus dalam diri orang miskin ” Apa yang kamu lakukan bagi saudaraKu yang paling hina ini, kamu lakukan juga bagiKu.” ( Mat 25:40 ). St. Vinsensius berkata “Orang-orang miskin adalah tuan dan guru kita.” Ozanam menambahkan, “Bila kita diberkati oleh orang miskin berarti kita diberkati oleh Tuhan sendiri”.
Kunjungan/kontak langsung dengan orang miskin secara pribadi merupakan pekerjaan yang sangat pokok bagi SSV, dan hal ini merupakan titik pangkal dari pekerjaan-pekerjaan lainnya. Melalui kunjungan , para vinsensian dapat mengenal dan mengasihi serta memahami sungguh-sungguh si miskin dan mengusahakan bantuannya. Bantuan bukan hanya bersifat sesaat namun diusahakan untuk memperbaiki keadaaan yang menyebabkannya . Bantuan dapat berupa bantuan sandang (pakaian yang masih layak pakai), pangan (sembako, perbaikan gizi, warung murah), papan (perbaikan rumah sederhana, pinjaman sewa rumah sederhana), pendidikan (beasiswa, bimbingan belajar, bantuan alat tulis & seragam, kursus ketrampilan, perpustakaan), ekonomi (bantuan modal usaha kecil, pemasaran hasil usaha), kerohanian (pendalaman iman, rekreasi rohani), kesehatan (pengobatan murah, penyuluhan hidup sehat, rujukan ke RS/poliklinik). Bantuan ini disesuaikan dengan kemampuan konferensi dan hasil dari kunjungan.
SSV tidak memberikan bantuan dana dalam jumlah yang besar. Para vinsensian menggali dana melalui para donatur baik tetap maupun insidental, kolekte rahasia setiap kali pertemuan, hasil usaha konferensi (berjualan makanan, parsel, mengadakan ziarah untuk umat, malam kesenian menggalang dana di sekolah, dll). Seturut teladan St. Vinsensius, para vinsensian berusaha memperlakukan para donatur sebagai saudara dan sedapat mungkin melibatkan mereka dalam kerasulan SSV demi perkembangan kasih dan imannya untuk menemukan wajah Tuhan dalam orang miskin yang dilayani.
Sebagai organisasi kerasulan awam, SSV membutuhkan pimpinan rohani dari gereja. Seperti yang tertuang dalam Apostolicam Actuositatem (AA 24) bahwa antara hierarki dan awam harus terjalin kerja sama yang baik. Kaum awam wajib mematuhi sepenuhnya Pimpinan Gereja yang lebih tinggi. Rasa hormat terhadap hirarki ditunjukkan oleh SSV dengan perlunya bimbingan dari penasihat rohani (imam, biarawan/wati) yang tertuang dalam Anggaran Dasar SSV Indonesia. Penasihat Rohani berperan menyemangati kehidupan rohani dan karya kerasulan para vinsensian dengan menghadiri pertemuan konferensi secara teratur, berdiskusi dan memberi nasihat yang perlu dalam hal pengembangan rohani. SSV juga wajib memberikan laporan mengenai kegiatannya kepada pastor paroki tempat SSV berkarya (sekali pun tidak ada hubungan struktural dan tidak diminta).
SSV merupakan bagian dari Keluarga Vinsensian (KEVIN). Sebagai KEVIN awam SSV amat membutuhkan dukungan dan bimbingan dari KEVIN religius (CM, FC, BHK, CMM, PK, SCMM, PMY, KYM, ALMA, SCSJ ). Saat ini banyak konferensi, Dewan Daerah maupun Dewan Wilayah yang masih belum mempunyai Penasehat Rohani sehingga SSV terlihat kurang gregetnya (kehilangan rohnya). Alasannya sulit menemukan Penasehat Rohani yang mau terlibat dan mempunyai hati untuk SSV entah karena kesibukan, kurang tertarik dengan para vinsensiannya atau juga kurang berminat berkecimpung dalam karya sosial. SSV amat bersyukur bila ada di antara anggota KEVIN religius yang tertarik dan berminat untuk terlibat mendampingi sebagai penasihat rohani sehingga SSV lebih dapat mendalami dan mengembangkan kehidupan rohaninya selaras dengan karisma rohani Vinsensius dalam kerasulannya terhadap orang miskin. ( Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi konferensi terdekat atau sekretariat Dewan Nasional SSV Indonesia, Jln. Widodaren 15, Surabaya. Telp (031) 5459452. ??)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Adakah yang bisa bantu, mencari teks Mars SSV di mana ya ? Tks.

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial