Rabu, 02 September 2009

KURSUS DAN RETRET KAUL KEKAL KELUARGA VINSENSIAN (KEVIN)

Oleh: Br. Bere Scott, F.C.

Sudah menjadi tradisi yang mengkristal dalam kehidupan religius di Indonesia, bahwa setiap anggota Kongregasi/Tarekat, Ordo, ataupun Institute Sekular mengalami kursus dan retret sebelum mengucapkan janji kaul kekalnya. Tujuan utamanya mendapat benang merah yang dapat dikatakan sama, hanya format dan durasinya yang mungkin berbeda.

Untuk pertama kalinya, kelompok-kelompok religius yang tergabung dalam Kevin melakukan Kursus dan Retret Kaul Kekal (KRKK) bersama, yang berlangsung mulai tanggal 01 – 31 Mei 2009 di Rumah Retret Griya Samadhi Vinsensius (GSV) Jl. Raya Ngemplak 2, PRIGEN – 67157. KRKK Kevin ini diikuti oleh 23 peserta dari 8 kelompok, seperti: KYM, PMY, ALMA, PK, FIC, CMM, CM, & FC. Peserta dipandu oleh 5 pembimbing rohani inti dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda, antara lain: Rm. Antonius Sad Budianto, CM., Rm. Rafael Isharianto, CM., Br. Philemon Sunarto, CM., Sr. Yosephine Purba, KYM., dan Sr. Paula, PK. Selain mereka, masih banyak lagi nara sumber lainnya yang datang dengan suguhan berbeda-beda untuk mingguan dan harian, seperti: Rm. Rudy Hermawan, CM., Rm. Gani, CM., Br. Anton Sumardi, FIC., Br. Petrus Suparyanto, FIC., Sr. Alfonsa PMY, Kelompok Suster-Suster PK, dan beberapa nara sumber dari YMM (Yayasan Merah Merdeka) dan MAVI (Missionaris Awam Vinsensiun Indonesia).Kegiatan bertajuk KRKK Kevin ini benar-benar bernuansa “proyek” bersama. Selain menonjolkan tujuan utama mengantar peserta untuk mempersiapkan dan mengimani langkah penting berkaul kekal, KRKK Kevin ini juga sebagai sarana pengakraban antara sesama Kevin dan juga penggalian bersama spritualitas St. Vinsensiun.

Didukung oleh lingkungan dan atmosphere GSV yang sejuk dan bersahabat, serta acara yang variatif, walaupun kenyataannya KRKK Kevin ini adalah kegiatan pertama dan masih perlu pembenahan, secara umum dapat saya katakan cukup berhasil. Pembauran antara peserta dan pembimbing, nara sumber lainnya, serta karyawan GSV mencapai poros tertinggi bertajuk, “We’re One Big Happy Family” Keengganan peserta untuk meninggalkan GSV sangat tampak pada saat dua atau tiga hari sebelum berakhirnya masa KRKK. Sampai ada yang mengusulkan untuk mengadakan reuni kelompok ini setelah 5 atau 10 tahun kedepan. Semoga hal ini bukan pertanda penolakan atas “Back To Reality,” tetapi sebuah cermin dari kerinduan untuk penggalian lebih dalam spritualitas tarekat masing-masing dan St. Vinsensiun secara umum.

Apa yang saya katakan kegiatan variatif diatas adalah adanya penggabungan antara konsep teoretis, praktis, dan dibumbui dengan acara lainnya serta outing bersama. Secara umum, kegiatan KRKK dapat di kelompokkan menjadi beberapa bagian besar seperti: Konferensi, Refleksi & Meditasi pribadi maupun kelompok, Diskusi & Sharing kelompok kecil dan besar, mengalami pelbagai kegiatan doa, bimbingan rohani, rekreasi dan kunjungan ke pelbagai tempat sekitar, olah raga, analisa sosial, live-in di Malang (menyelami kehidupan buruh) & di tempat korban lumpur Lapindo – Pasar Baru Porong, Sidoarjo. Tentu saja tidak ketinggalan acara makan minum, dan waktu istirahat yang cukup.

Secara pribadi, saya cukup terbantu dengan diadakannya KRKK Kevin ini dan memberi warna baru dalam kehidupan saya. Waktu yang cukup panjang ini saya gunakan untuk reuni pada kehidupan saya sejak dilahirkan sampai awal memutuskan untuk bergabung ke FC, dan diteruskan dengan penelusuran makna terdalam saya diciptakan, khususnya dalam kehidupan saya selama hampir 11 tahun di FC. Sebagai anggota Kevin, kita sering mengatakan: “Orang miskin adalah tuan kita” Tetapi lebih lanjut, saya mempertanyakan, “Siapakah yang kita maksud dengan kata miskin?” Bagaimana hubungan pribadi kita dengan orang miskin? Bagaimana cara terbaik, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi kita, membawa kabar baik Kristus ke tengah-tengah orang miskin dalam situasi nyata? Saya dapat menciptakan litani pertanyaan seputar ini; bahkan mungkin orang dapat menulis banyak buku atau thesis seputar pembicaraan ini. Dengan bantuan pembimbing, akhirnya saya sampai pada pertanyaan mendalam, “Apa tujuan dan makna terdalam saya diciptakan?” Mengertikah saya bahwa karya merupakan sarana bukan tujuan akhir? Dengan alasan apa saya masih bertahan dalam tarekat saya? Mencintai dan mencintai adalah tujuan dan makna terdalam saya diciptakan. Tentu ini bukanlah pekerjaan mudah. Berangkat dari kenyataan sifat dan karakter, pola pikir, dan kehidupan saya sebelum menjadi anggota FC, saya sampai pada salah satu refleksi nakal saya yaitu, “Tarekat tidak membutuhkan saya, tetapi saya membutuhkan tarekat untuk membantu saya menjadi lebih manusiawi dan menjadi manusia religius”

Terucap ribuan terima kasih untuk semua insan yang telah turut membantu terlaksananya dengan baik KRKK Kevin ini. Semoga dengan niat dan evaluasi yang baik, kegiatan serupa dapat diteruskan untuk tahun-tahun berikutnya demi keagungan Tuhan, dan kebersamaan Kevin.



0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial