Selasa, 03 Februari 2009

HARI STUDI KEVIN WILAYAH YOGYAKARTA

Syantikara, 25 – 27 September 2008

Panitia hari studi Kevin Wilayah Yogyakarta yang diketuai oleh Br. Anton Sumardi, FIC. dengan penuh semangat mempersiapkan pelaksanaan hari studi sehingga terwujudlah hari studi yang dihadiri oleh 9 kongregasi religius, 1 organisasi SSV dan 1 simpatisan. Siapa saja peserta tersebut? Inilah perinciannya :

Bruder FIC = 10 peserta
Bruder FC = 3 peserta
Frater BKH = 2 peserta
Frater CMM = 5 peserta
Suster SCMM = 2 peserta
Suster PMY = 4 peserta
Suster KYM = 1 peserta
Suster PK = 2 peserta
Rm. CM = 2 peserta
SSV = 4 peserta
Simpatisan = 1 peserta
36 peserta

Hari studi yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengambil tema : “Peran Spiritualitas Vinsensius dalam tarekatku/organisasiku”. Tema ini merupakan tema hari studi KEVIN dalam periode 2005 – 2008 di setiap Wilayah di Indonesia. Perlu diketahui bahwa di Indonesia ada 5 Wilayah KEVIN yaitu Jawa Timur, Pematang Siantar, Banjarmasin, Kupang (Wilayah Timur) dan Yogyakarta (Jateng). Pembagian wilayah ini dikemukakan oleh Moderator KEVIN Rm. Sad Budianto, CM. dalam pengantar di pembukaan hari studi. Beliau juga memaparkan kembali program KEVIN dan mengajak para peserta hari studi untuk berpartisipasi aktif melalui sharing dari masing-masing tarekat. Acara ini adalah acara bersama, namun juga membutuhkan pendalaman dan refleksi masing-masing pribadi, maka yang diharapkan saat ini adalah :
• Saling berkenalan dan mengakrabkan
• Saat untuk berbagi pemahaman dan pengalaman
• Saat untuk berbagi
• Saat untuk memahami
• Saat untuk mendalami
• Saat untuk menyadari dan menyadari kembali
• Saat untuk berdoa dan membatinkan
Br. Anton Sumardi FIC selaku ketua panitia juga memberikan pengantar yang mengobarkan semangat agar hari studi ini memberikan harapan yang tidak hanya sesaat sehingga renungan-renungan dan refleksi yang ditemukan memperkaya penghayatan spiritualitas vinsensian yang sungguh hidup dan aktual dalam kehidupan sekarang ini.

Hari studi didahului dengan sharing dari masing-masing tarekat dan juga organisasi SSV yang hadir. Dari sharing tersebut nampaklah bahwa Spiritualitas Vinsensius tidaklah asing bagi mereka, bahkan mereka menghayatinya sejak semula. Proses pencarian dan penemuan Semangat Vinsensian dalam tarekat sungguh mampu mengubah wajah Tarekat dalam hidup dan karyanya. Suster PMY menemukan bahwa
Spiritualitas Tarekatnya adalah :Roh Kristus yang menghidupkan, Teladan Maria dan Yosef, teladan st. Vincentius a Paulo. Frater CMM mengatakan bahwa Vinsensius adalah pelindung kedua Kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih. Dari nama kongregasi ini nampak Mgr. Zwijsen sebagai pendiri Kongregasi Frater CMM sangat mengagumi karya yang diinspirasikan oleh cinta yang berbelaskasih dari St. Vinsensius a Paulo kepada kaum miskin, kaum terbelakang dan yang malang. Suster SCMM mengatakan bahwa Pendiri kita juga mempunyai hormat yang besar kepada St. Vinsensius a Paulo. (Konstitusi SCMM hlm.14). Pendiri Kongregasi SCMM Mgr.Joannes Zwijzen terinspirasi untuk melaksanakan karya pelayanan seturut teladan St. Vinsentius de Paulo yang berpihak pada orang kecil dan miskin. Para Frater BHK dalam karya & perutusannya memandang Santo Vinsensius a Paulo sebagai pelindung perutusan Tarekat Spiritualitas St. Vinsensius a Paulo dapat menjadi sumber inspirasi bagi Frater Bunda Hati Kudus (Konst. Pasal 68)
Bruder FC, mengutip dari peraturan tarekatnya demikian : “Pasal 3: Kerendahan hati, kelembutan, kesabaran, ketaatan, kemurnian, cinta kasih kepada kaum miskin, dan di atas semuanya itu, cinta kasih terhadap Tuhan dan cinta kasih sejati kepada sesama serta belas kasih terhadap anggota-anggota Tubuh Kristus yang tertekan dan menderita, menurut semangat Yesus Kristus, merupakan semangat baik dari St. Vinsensius yang harus diperjuangkan oleh semua bruder dari tarekat karitas ini dengan semangat penuh bakti. Suster PMY, dengan semangat kesederhanaannya menampilkan Spiritualitas Vinsensian yang dihayati dalam pelayanan kepada orang miskin.
Bagi Puteri Kasih dan CM, Vinsensius adalah Pendiri Serikat, Spiritualitas Vinsensian merupakan kekhasan panggilannya. PK adalah Puteri-puteri yang mengikuti teladan dan semangat Para Pendirinya yaitu St.Vinsensius dan St.Louisa de Marillac, mewartakan Injil kepada Orang Miskin dengan semangat kesederhanaan, kerendahan hati dan cinta kasih, sedangkan untuk CM ditambah dengan semangat matiraga dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
Spiritualitas FIC : Semangat Kristus demi kemuliaan lebih besar Allah Bapa dan Kerajaan-Nya. Diwujudkan secara lebih khusus lewat: Percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi dan perlindungan St. Perawan Maria Yang Terkandung tanpa Noda, Cinta afektif dan efektif untuk orang muda, khususnya yang miskin dengan semangat rendah hati, teladan baik, mencintai para bruder, saleh, sikap bijaksana, lembut hati, tabah hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan, semangat dan keteguhan hati, percaya kepada Tuhan.

Sharing tersebut dilanjutkan keesokan paginya. Kemudian pada sessi kedua Br. Petrus Suparyanto FIC mencerahkan kita dengan sharingnya tentang pengalaman bagaimana mencari dan menemukan kembali nilai-nilai Vinsensian dalam tarekatnya. Dia memberi judul ” Bertolak dari Spiritualitas Pendiri”. Sharing yang didasarkan pada thesisnya di Roma tersebut telah diterbitkan sebagai buku bahasa Inggris, dan segera juga akan diterbitkan bahasa Indonesianya. Dia memaparkan ke empat tema pokok yaitu : Pembaharuan Hidup Menurut Spirit Konsili Vatikan II (bab I), selanjutnya Dia mulai menggali Akar Spiritualitas Vinsensian dalam Kongregasi (bab II) dan Spiritualitas Vinsensian itu mengalir dalam Para Pendiri. (bab III). Terakhir adalah Kesimpulan.

Sharing Br. Petrus mendapat pertanyaan dan tanggapan yang positif dari para peserta. Semua mengagumi dan sekaligus mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Br. Petrus patut untuk diteladani. Maka setelah semua tarekat mendapat kesempatan untuk sharing Rm.Sad Budi memberikan tanggapannya :
1. Bahwa ternyata kita benar-benar keluarga – saling belajar antar kongregasi terjadi antar pendiri sejak awal berdirinya kongregasi
2. Harus kita akui bahwa kita masih menjalani hidup secara praktis – tampak dari sharing-sharing kita. Kita diajak untuk hidup lebih mendalam dengan spiritualitas agar tak mudah terombang-ambing
3. Dapat dijadikan bahan untuk direnungkan: bagaimana selama ini saya perduli pada sumber-sumber otentik spiritualitas tarekat saya?
4. Pemahaman-pemahaman kita perlu didasarkan pada sumber yang otentik.

Kepada peserta kemudian diberikan beberapa pertanyaan untuk membantu refleksi pribadi:
- Bagaimana tarekat/serikat saya menemukan sumber otentik spiritualitas tarekat dalam spiritualitas SV?
- Apakah saya peduli dan terlibat pada usaha tarekat/serikat tersebut?
- Apakah usaha tersebut membantu saya sendiri untuk menemukan makna hidup dan perutusan saya?
Refleksi ini kemudian akan disharingkan dalam kelompok.

Setelah Istirahat siang, sore harinya Rm Sad Budi menyegarkan peserta studi dengan tema baru yaitu ”St.Vinsensius dan Awam”. Dari judulnya jelas bahwa Romo mengajak kita semua untuk belajar bagaimana bekerjasama dengan kaum awam, yang realitasnya sangat mendukung karya kita. Bagaimana Vinsensius mengubah wajah Gereja?
• Vinsensius sangat menghargai dan melibatkan umat awam sejak dia pertama kali menjadi pastor paroki di Clichy desa kecil di pinggiran Paris tahun 1612. Traktat “Pengantar Kepada Hidup Saleh” dari St Fransiskus de Sales meneguhkan dia bahwa hidup rohani dapat dihayati dalam hidup sehari-hari dalam dunia oleh siapa saja, termasuk kaum awam.
• Hal yang sama dia lakukan ketika menjadi pastor di Chatillon les Dombes. Bahkan disini dia mulai mengorganisasi awam Persaudaraan Cinta Kasih untuk memperhatikan orang miskin yang sakit dan menderita
• Penghargaan Vinsensius pada kaum awam dan potensinya semakin jelas dalam hidup dan karyanya selanjutnya. Dia telah mewujudkan apa yang ditetapkan oleh Konsili Vatikan II 350 tahun sesudahnya, bahwa Gereja pertama-tama bukan kaum klerus dan religius, namun segenap umat Allah.

Setelah itu peserta masuk dalam kelompok untuk berbagi refleksinya setelah mendalami, mempelajari dan merefleksikan Spiritualitas Vinsensian dengan tuntunan pertanyaan yang telah dibagikan siang tadi. Kelompok hendaknya menuliskan pokok-pokok sharingnya untuk diplenokan keesokan harinya.
Setelah makan malam kita mengadakan rekreasi dan bermain bersama. Dengan dipimpin bergantian oleh beberapa suster dan bruder rekreasi berlangsung sangat lucu dan akrab. Kami semua siap menjadi ’anak kecil agar dapat masuk surga’ dengan terlibat dan menikmati permainan bersama

Pagi hari ketiga kami mulai dengan pleno hasil sharing kelompok kemarin. Kemudian Rm Rafael menyampaikan ”Kerangka Spiritualitas Vinsensian”. Rm memaparkan Unsur-Unsur Spiritualitas Kristiani yang ditekankan oleh Spiritualitas Vinsensian :
(1) Perjumpaan pribadi dengan Allah sebagai Dia Yang Utama dan Pertama dalam segalanya
(2) Mengikuti Yesus Kristus, Pewarta Kabar Gembira
(3) Mengambil Bagian di dalam Misi Gereja
(4) Keutamaan-Keutamaan Vinsensian
Setelah kita jelas darimana kita harus ”Bertolak” (Sharing Br.Pertus) kita tahu ”Bagaimana bekerjasama dengan Awam” (Rm.Sad Budi), maka kita memahami bagaimana sebenarnya ’Kerangka Spiritualitas Vinsensian” (Rm.Rafael) yang kita hayati dalam hidup dan karya kita.

Demikianlah sekelumit proses hari studi KEVIN – Yogya, yang pesertanya tetap bersemangat sampai akhir. Sore harinya tepat Pesta St Vinsensius kita menutup Hari studi dan merayakan Ekaristi bersama seluruh anggota KEVIN yang ada di Yogya, termasuk yang tidak dapat hadir di hari studi. Bruder FC tak dapat ikut serta karena mereka merayakan kaulnya setiap hari Pesta St Vinsensius. Br Anton Sumardi memberi sambutan penutup mengatakan bahwa hari itu istimewa bagi FIC, karena untuk pertama kalinya kembali merayakan Pesta St Vinsensius yang sempat hilang dari tarekat. Kini FIC tak ragu lagi sebagai vinsensian, dan spiritualitas vinsensian kembali masuk dalam Konstitusi mereka. Itulah sebabnya dengan penuh semangat mereka mengirim 10 peserta dalam Hari Studi ini. Sore itu sungguh merupakan luapan kegembiraan dan syukur, karena semua memperoleh kesadaran baru bahwa kita semua dijiwai oleh semangat yang sama yaitu St.Vinsensius. Perayaan sejati adalah hadirnya semangat Kristus yang sudah dihayati oleh St.Vinsensius ke dalam jiwa kita. Proficiat dan selamat mengembangkan Spiritualitas Vinsensian kita. (paula,pk.)


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial