Selasa, 03 Februari 2009

BERJALAN BERSAMA SANTO VINSENSIUS

Kita semua mengikuti Spiritualitas Santo Vinsensius, namun harus diakui masih banyak yang kurang mengenal pribadi santo ini. Maka mulai terbitan ini kita akan mengikuti berjalan bersama St. Vinsensius yang saya sadur dan ringkas dari sumber akurat biografinya tulisan romo Jose Maria Roman CM, St Vincent de Paul, a Biography, Melisende, London 1999 (terj. Sr Joyce Howard DC dari aslinya bahasa spanyol 1981)
Untuk setiap perikop, saya serta pertanyaan refleksi agar bercermin dari hidup S. Vinsensius kita juga semakin mengenal diri kita sendiri.

1. LATAR BELAKANG KELUARGA

1.1. Lahir dalam keluarga petani sederhana
Pouy sebuah desa daerah Landes dekat pegunungan Pirenia, Prancis Selatan dekat perbatasan Spanyol. Tanggal 15 April 1581 hari itu dalam keluarga Jean de Paul dan Bertrande de Moras lahir seorang anak lelaki, anak ketiga setelah kelahiran kedua kakaknya Jean dan Bernard. Anak ini diberi nama Vincent, Vincent de Paul. Nama “de Paul” bukan nama bangsawan, namun nama orang desa yang mungkin berasal dari nama suatu tempat di tanah rawa situ. Banyak tanah rawa yang mengitari daerah peladangan di Prancis selatan itu. Kelahiran seorang anak senantiasa membawa sukacita dan dipandang sebagai anugerah Tuhan. Bagi keluarga petani waktu itu bertambahnya seorang anggota, berarti bertambah juga tenaga untuk mengerjakan ladang dan menggembalakan ternak. Waktu itu belum ada mesin atau traktor, praktis segalanya dikerjakan oleh tenaga manusia dengan bantuan hewan.
Vinsensius tumbuh seperti anak yang lain. Setelah dia masih ada seorang adik lelaki Dominic, dan dua adik perempuan Mengine dan Claudine keduanya dipanggil Marie. Semuanya 6 bersaudara. Walaupun hidup sederhana keluarganya tak bisa dibilang miskin di desa itu. Mereka punya ladang dan ternak sendiri
- Bagaimana latar belakang keluargamu? Dari desa, kota? Kamu anak keberapa?
- Pengaruh apa yang dibawa latar belakang keluarga itu bagimu?

1.2. Rajin dan murah hati kepada orang miskin
Vinsen rajin membantu keluarga mengerjakan ladang dan menggembalakan ternak. Ia sering berjalan diatas egrang (dua tongkat kayu dengan pijakan kaki), selain agar kakinya tetap kering di tanah rawa, juga agar dia dapat melihat lebih jauh dan luas. Tanpa disadari mungkin, dia belajar untuk melihat hidup dan persoalan dengan wawasan yang lebih luas.
Ia juga anak yang murah hati dan suka berbagi. Waktu itu gembala masih sering meninggalkan rumah untuk beberapa hari membawa ternak gembalaannya ke padang yang masih berumput. Untuk itu gembala membawa bekal yang cukup untuk makan, karena mereka jarang menemukan warung seperti sekarang. Sebagai gembala seperti itu, Vinsensius tak jarang memberi sebungkus tepung atau roti bekalnya bila bertemu dengan orang miskin di jalan. Bahkan kadang ia juga memberi mereka uang, mungkin hasil tabungannya.
- Apa pekerjaan orang tuamu?
- Apakah kamu juga ikut membantu kesibukan orangtuamu?
- Bagaimana sikapmu pada orang miskin?

1.3. Anak ketiga yang paling berbakat
Agaknya dibandingkan saudara-inya Vinsensius paling menonjol kecerdasannya. Memperhatikan bakat anaknya ini, ayahnya berpikir lain daripada membiarkannya terus menjadi petani, yakni untuk menyekolahkannya. Waktu itu kebanyakan anak petani tidak bersekolah. Selain demi anak itu sendiri, sekolah dipandang juga sebagai kemungkinan untuk menaikkan status sosial dan ekonomi keluarga.
- Apa bakatmu yang paling menonjol?
- Bagaimana keluarga membantumu menemukan bakatmu tersebut?

1.4. Disekolahkan dengan susah payah: membawa harapan keluarga
Setelah merundingkan hal itu dengan istrinya, sang ayah memanggil Vinsensius dan mengungkapkan keinginan itu. Semula Vinsensius menolak karena bersekolah membutuhkan biaya yang tak murah bagi keluarga petani itu. Namun tekat ayahnya, dan harapan keluarga untuk mengangkat status sosial ekonomi, serta dorongan bakatnya sendiri membuat ia dengan senang hati menerima. Waktu itu 1594 ia sudah berusia 13 tahun.
- Bagaimana minatmu terhadap sekolah?
- Beratkah biaya menyekolahkanmu bagi keluargamu?
- Apakah kamu membawa harapan keluarga juga dengan bersekolah?


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial