Selasa, 03 Februari 2009

REFLEKSI BAGI KELUARGA VINSENSIAN

Peserta:
- Refleksi ini dapat digunakan bagi setiap anggota Keluarga Vinsensian
- Satu Sesi membutuhkan waktu sekitar 1 jam, tergantung pada banyaknya orang dalam 1 kelompok
- Bila kelompok terlalu besar sebaiknya dibagi dalam kelompok yang lebih kecil agar lebih intensif dan tak membosankan (6-12 orang), boleh dibagi sedemikian sehingga terjadi kelompok campuran

Persiapan:
Pemimpin menerangkan proses yang akan dijalankan
- ada baiknya disediakan setiap copy bagi tiap anggota agar dapat direfleksikan secara pribadi
- tekankan bahwa sharing tak dipaksa, tapi sangat diharapkan, serta hendaknya tak dibagikan keluar dari kelompok
- sharing tak perlu tergesa-gesa, namun setiap orang hendaknya berusaha untuk bicara dengan jelas dan secukupnya, agar setiap orang mendapat kesempatan.
- bagikan tugas untuk membaca berbagai bagian agar sedapat mungkin setiap anggota diikutsertakan
- ajaklah anggota untuk relaks dan menyadari kehadiran Allah
- ucapkan dengan jelas tujuan dari sesi tersebut
- baik bila dimulai dengan sebuah lagu yang sesuai
- ajaklah semua untuk mendoakan doa pembukaan dengan khidmat

Bacaan Kitab Suci
Hendaknya dibacakan oleh seorang anggota dengan jelas dan lantang untuk menerangi tema yang kita bahas

Pendahuluan
- Ini memperjelas lebih jauh tema pertemuan dan memberi latar belakang
- Dapat dibacakan oleh beberapa orang yang berbeda untuk setiap paragrap

Refleksi pribadi
- ajaklah setiap orang untuk merefleksikan dalam hening sekitar 3-5 menit
- sampaikan pertanyaan diskusi sebagai pembimbing

Sharing dan mendengarkan
Pemimpin mengajak anggota yang ingin berbagi berdasarkan pertanyaan diskusi atau bagian dari bacaan yang menyentuh mereka. Mungkin tak setiap orang mau bersharing, namun waktu hendaknya disediakan secukupnya

Refleksikan bersama pelayanan anda
- Ini kesempatan untuk penerapan praktis dalam pelayanan konkrit atau proyek bersama
- Kelompok dapat mendiskusikan peluang untuk bertindak atau merencanakan suatu karya


TELADAN AGUNG: CHATILLON LES DOMBES

Tujuan : agar kita mulai memahami prinsip perubahan tersistem yang dilaksanakan oleh St Vinsensius dan merefleksikan pelayanan kita sendiri

Doa Pembukaan
Kami memuji dan bersyukur padaMu, ya Allah, Pencipta alam semesta.
Engkau telah menjadikan segala sesuatu dengan baik dan menganugerahkan bumi ini untuk kami kelola.
Ajarlah kami untuk selalu menggunakan barang ciptaan dengan penuh syukur, dan membaginya dengan murah hati kepada mereka yang membutuhkan.
Berilah kami kreativitas dalam membantu orang miskin memenuhi kebutuhan dasar manusiawi mereka.
Bukalah budi dan hati kami agar kami dapat mendampingi mereka dan membantu mereka untuk mengubah struktur tak adil apapun yang membuat mereka tetap miskin.
Jadikan kami saudara-saudari bagi mereka, sahabat untuk berjalan bersama mereka dalam perjuangan bagi hak-hak manusiawi yang azasi mereka.
Kami mohon ini dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.

Bacaan Kitab Suci 1 Yoh 1:1-3

Pendahuluan:
Bacaan yang baru kita dengar menekankan betapa konkritnya inkarnasi Yesus sekaligus betapa konkritnya karya cinta kasih kita. Praktis, konkrit, dan efektif adalah keunggulan khas karisma Vinsensian, didasarkan pada keyakinan mutlak bahwa tiap orang diciptakan sebagai citra Allah dan bait Roh Kudus. Pancaran keilahian dalam setiap pribadi harus ditampilkan seraya kita melayani mereka secara jasmani maupun rohani, dengan cara yang dipikirkan dengan baik dan mencapai hasil yang tetap.

Setiap proyek bagi orang miskin dimulai dengan sederhana dan bertumbuh kembang.
Kisah sejati pengalaman St Vinsensius sebagai pastor paroki Chatillon les Dombes dalam banyak cara memberi kita pola strategi yang serupa. Perlu diingat bahwa Persaudaraan Kasih yang resmi didirikan 8 Desember 1617 ini adalah organisasi Vinsensian yang pertama.
Suatu hari sebagai pastor di Chatillon ketika sedang persiapan misa St Vinsensius mendengar laporan tentang suatu keluarga yang sangat membutuhkan bantuan karena seluruh anggotanya sakit, sehingga mereka tak dapat saling melayani. Laporan ini dia sampaikan pada kotbahnya yang sangat menggugah “Allah menyentuh hati umat yang mendengarkan saya” Ketika kemudian ia mengunjungi keluarga tersebut, di jalan ia bertemu dengan banyak umat yang datang dan pergi mengunjungi keluarga tersebut sambil membawa banyak makanan dan kebutuhan mereka. Sampai di rumah itu, ia melihat begitu banyak barang dan makanan yang pasti tak mungkin termakan oleh keluarga tersebut dan akan membusuk, kemudian mereka akan kelaparan lagi. Ia sadar bahwa yang dibutuhkan segera adalah organisasi! Ia membuat rencana, memanggil mereka untuk pertemuan, membentuk suatu persekutuan dan membagi tugas dan tanggung jawab. Dari permulaan yang sederhana ini mulailah suatu gerakan cinta kasih yang besar dan berkembang sampai jaman ini.

Baik St Vinsensius, St Luisa, Beato Ozanam ataupun Pendiri anda menekankan bahwa kasih dan pelayanan perlu dilaksanakan secara efisien dan efektif, dengan kompetensi dan sumber yang memadai. Luisa sering tak mau mengandaikan pelaksanaan akan berjalan begitu saja, sehingga ia seringkali memberi arahan sampai detail bagaimana suatu tugas dilaksanakan.
St Vinsensius unggul dalam proses pemberdayaan. Ia mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, dan mendengarkan usulan-usulan mereka, kemudian mengupayakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk mencapai misi vinsensian. Ia memberdayakan pengikutnya dengan merumuskan nilai-nilai dasar, aturan dan keutamaan seperti penghargaan dan saling mendukung; ia mendorong relasi relasi yang mau terlibat sebagai sarana untuk melayani orang miskin.

Kisah-kisah Yesus menyembuhkan orang sakit dan miskin sampai mengubah hidup mereka menjadi inti dari hidup para kudus Vinsensian dan diteguhkan oleh Injil Matius 25:31-41

Refleksi pribadi, sharing dan mendengarkan
Dalam kisah Chatillon apa yang terjadi pada keluarga tersebut ?
Dapatkah kamu membayangkan apa yang terjadi kemudian dalam komunitas paroki itu setelah mendengar kotbah St Vinsensius?
Bagaimana kisah tersebut menyentuh hatimu?
Maukah kamu berbagi/sharing?

Refleksi bersama atas pelayanan anda

Perubahan sistematis dimulai dengan:
• Merumuskan kebutuhan
• Membangun kesadaran
• Mendaftar dan memberdayakan suatu tanggapan yang terorganisir dengan berbagai dimensinya

Kebijaksanaan vinsensian
“Jangan kuatir dengan permulaan yang sederhana. Jadilah kreatif. Temukanlah jalan. Organisasikan karya kasih untuk melayanai orang miskin. Hai anda kalian yang mempunyai energi; yang antusias; yang ingin melakukan suatu yang bermakna bagi masa depan; temukanlah jalan, mulailah; jangan menunda-nunda” (Frederic Ozanam)

Contoh Strategi
 Dengarkan baik-baik dan berusahalah memahami kebutuhan dan harapan orang miskin, ciptakan suasana saling menghargai dan saling percaya serta kembangkanlah harga diri diantara orang-orang yang mau terlibat
 Rumuskanlah visi bersama diantara berbagai orang yang terlibat: komunitas orang miskin, orang yang tertarik untuk terlibat, donatur, gereja, pemerintah, lembaga swasta, serikat-serikat, media, organisasi internasional dan jaringan kerja dll.
 Didiklah, latihlah, dan tawarkan pembinaan rohani kepada semua yang ambil bagian dalam proyek tersebut

Apakah prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam kisah Chatillon?
Apakah strategi itu menjadi bagian dari cara-cara kita biasa bertindak?
Sharingkan pemahaman baru atau tindakan yang kamu rasa perlu untuk dilakukan


Doa Keluarga Vinsensian
Tuhan Yesus,
Engkau yang mau menjadi miskin
Berilah kami mata dan hati yang terarah pada orang miskin
Bantulah kami untuk mengenali diriMu dalam diri mereka
Dalam kehausan, kelaparan, kesepian, dan kemalangan mereka
Nyalakanlah dalam Keluarga Vinsensian kami
Kesatuan, kesederhanaan, kerendahan hati,
Dan nyala kasih yang membakar St Vinsensius Depaul.
Kuatkanlah kami agar setia pada penghayatan keutamaan-keutamaan tersebut,
Kami dapat mengkontemplasikan dirimu dan melayanimu dalam diri orang miskin,
Dan suatu hari dipersatukan denganMu dan mereka dalam kerajaanMu.
Amin

Lagu Penutup


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial