Jumat, 18 Maret 2011

VINSENSIUS

Globalisme dunia membawa banyak perkembangan tetapi juga banyak tantangan yang kita hadapi, terlebih melalui dan dalam dunia pendidikan, karena bagaimanapun dunia yang canggih belum tetapi membuat perkembangan pribadi manusia akan menjadi lebih baik pula. Dalam kenyataan dunia yang canggih dengan perkembangan teknologi bila tidak hati-hati justru akan menjauhkan relasi antar pribadi manusia, nilai-nilai kehidupan juga semakin bergeser atau luntur. Dalam situasi demikian KEVIN bertemu untuk berefleksi kembali, melihat sejauh mana semangat St. Vinsensius sungguh dihidupi dalam karya pendidikan. Pertemuan diikuti oleh 42 orang peserta dari FIC, KYM, PK, ALMA, BHK, CMM, CM, SCMM, PMY, dan PI dan diadakan di Prigen, 14 – 16 Agustus 2009. Pertemuan tersebut dikoordinasi oleh Kevin.
Proses pembelajaran
Bagi saya proses pembelajaran menggali dan merefleksikan semangat St. Vinsensius ini menjadi pengalaman pertama kali. Suasana pertemuan yang cukup baik, santai, dan penuh kekeluargaan meskipun sebagian peserta baru pertama kali bertemu, suasana yang demikian tampaknya juga karena dijiwai oleh semangat St. Vinsensius tersebut dan kesempatan ini juga menjadi kesempatan proses refleksi dan pembelajaran bersama. Proses pembelajaran untuk mengenal setiap pribadi, yayasan atau Tarekat/Ordo/Serikat tetapi juga bagaimana semangat St. Vinsensius semakin dihidupi secara konkret dalam realita hidup sehari-hari. Pertemuan yang juga disertai dengan rekreasi bersama ke air terjun tampaknya sederhana namun bagi saya hal itu menjadi peristiwa yang luar biasa karena selain membangun keakraban satu dengan yang lain, di sisi lain saya merasa Tuhan menyapa setiap pribadi melalui peristiwa tersebut dan indahnya alam yang ada di sana. Di lokasi tersebut kami juga menyaksikan bagaimana situasi generasi muda sekarang dalam berelasi, bergaul dengan sesamanya. Belum berhadapan dengan orang muda yang berada di perkotaan. Situasi orang anak jaman yang sudah mengalami pergeseran nilai-nilai kehidupan. Maka pada saat itu seorang romo dan saya sempat berefleksi dan berpikir, pola pendampingan macam apa yang seharusnya kita lakukan?
Menghidupi Semangat Vinsensius berarti membela hidup sesama
Pengalaman untuk saling berbagi untuk berbagi dalam menghidupi semangat St. Vinsensius menjadi pengalaman yang menarik, dalam proses pembelajaran tersebut. Pengalaman menghidupi semangat St. Vinsensius dalam dunia pendidikan melalui proses pembelajaran di unit sekolah menjadi sangat bervariatif, dan yang lebih menarik adalah masing-masing anggota Kevin menjadi tersadarkan bahwa semangat St. Vinsensius selama ini belum sungguh dihidupi maka perlu lebih dihidupi dalam dunia atau masyarakat yang semakin kehilangan nilai-nilai kehidupan. Melalui pertemuan tersebut secara pribadi saya merasa semakin diteguhkan dalam menghidupi dan dalam upaya menularkan semangat Vinsensius kepada seluruh komponen pendidikan di yayasan kami, meskipun masih secara implisit. Mengapa? Ya, karena selama ini semangat pendiri ditularkan/dihidupi namun kami kurang melihat bahwa semangat pendiri pun juga dalam hidup rohani dan pelayanan kerasulan terinspirasi oleh semangat St. Ignatius dan St. Vinsensius, hal ini tampak jelas dalam Konstitusi Kongregasi Penyelenggaraan Ilahi (PI). Pertemuan tersebut mengobarkan semangat kami kembali dan sekaligus mengobarkan semangat untuk saling bekerja sama dalam mendampingi generasi muda mempersiapkan masa depan mereka. Bagi saya yang juga lebih menarik adalah bahwa sangat jelas semangat St. Vinsensius mengedepankan segi pemanusiaannya. Pendidikan yang menyadarkan manusia akan martabatnya yang luhur di hadapan Tuhan dan sesamanya (masyarakat), serta membekalinya untuk mampu ambil bagian aktif dan bermartabat dalam masyarakat. Kesempatan ini menjadi kesempatan untuk ”Melapangkan tempat kemah dan membentangkan tenda tempat kediaman, janganlah menghematnya. Memanjangkan tali-tali kemah dan memancangkan kokoh-kokoh patok-patokmu. Jangan takut.” (Yes 54: 2, 4a). Mengembangkan semangat solidaritas kepada sesama menuntut keberanian masuk dalam Gerak Allah Penyelenggara dengan demikian kita pun akan mampu Berbagi dan Membela hidup.
Saya membayangkan bila proses penanaman nilai-nilai spiritualitas St. Vinsensius yang kita upayakan secara bersama dapat berjalan dengan baik di masing-masing yayasan, saya yakin dunia akan menjadi damai karena setiap pribadi mengangkat, menghargai martabat manusia.
Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada tim Kevin dan setiap pribadi yang terlibat dalam proses refleksi dan pembelajaran bersama, demi mengembangkan dan mengobarkan semangat St. Vinsensius melalui dunia pendidikan kita. Semoga kesempatan berefleksi bersama ini menjadi kesempatan yang baik untuk semakin dapat mendampingi generasi mendatang dalam mempersiapkan masa depan. Kita percaya TUA PROVINDETIA PATER GUBERNAT, Allah menyelenggarakan segala-galanya.
Semarang, 06 Oktober 2009
Priska, PI

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by kevin indonesia  |  Template by Blogspot tutorial